Sabtu, 30 November 2013

Motivasi, Emosi, Berpikir Vertikal dan Berpikir Lateral

Diposting oleh Unknown di 05.59 0 komentar


UJIAN AKHIR MATRIKULASI
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Mata Kuliah    : Psikologi
Dosen              : Prof. Dr. H. Fuad Abd Rahman, M. Pd
                          Dr. Nyayu Khodijah, S. Ag, M. Si
Nama               : Andhina Fitrianita Putri
Kelas               : Reguler Pagi

1. Motivasi merupakan sebuah dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Walaupun stimulusnya didapatkan baik di dalam maupun luar individu namun tetap saja motivasi berasal dari dalam diri individu tersebut.

Senin, 18 November 2013

Shortcut dalam Microsoft Word

Diposting oleh Unknown di 19.24 0 komentar


Shortcut

Copy (ctrl + c) : untuk mengcopy data
Paste (ctrl + v) : untuk memindahkan data
Cut (ctrl + x) : untuk memotong data
Bold (ctrl + b) : untuk menghitamkan huruf

Definisi Psikologi, Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan, Faktor Keberhasilan Belajar Siswa

Diposting oleh Unknown di 18.22 0 komentar

Definisi Psikologi 
           Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa
          Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.Tingkah laku manusia yaitu sekumpulan tingkah laku yang ditonjolkan oleh manusia dan dipengaruhi oleh budaya, sikap, emosi, nilai, etika, autoriti, hubungan baik, hipnosis, pujukan, paksaan, dan/atau genetik. Berdasarkan pendapat diatas berarti psikologi mengkaji tentang segala hal yang berhubungan dengan tingkah laku yang ada pada diri manusia. Dalam kehidupan tentunya kita sering mendengar istilah-istilah seperti berikut tentang tingkah laku manusia yakni perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh dan perilaku menyimpang.

Psikologi (Ujian Akhir Matrikulasi Teknologi Pendidikan)

Diposting oleh Unknown di 18.18 0 komentar


UJIAN AKHIR MATRIKULASI
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Mata Kuliah    : Psikologi
Dosen              : Prof. Dr. H. Fuad Abd Rahman, M. Pd
                          Dr. Nyayu Khodijah, S. Ag, M. Si
Nama               : Andhina Fitrianita Putri
Kelas               : Reguler Pagi

1. Motivasi merupakan sebuah dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Walaupun stimulusnya didapatkan baik di dalam maupun luar individu namun tetap saja motivasi berasal dari dalam diri individu tersebut. Motivasi intrinsik contohnya, seseorang tidak perlu lagi mendapat stimulus dari luar untuk melakukan sesuatu karena didalam diri individu tersebut telah memiliki dorongan sendiri. Namun motivasi intrinsik ini juga harus di perkuat dengan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datang dari luar tubuh individu tersebut, agar hasil belajar anak lebih baik lagi. Jika dorongan dari dalam sudah ada maka bila anak mendapat dorongan dari luar seperti pengalaman, dan dorongan dari gurunya atau melihat temannya yang alin lebih berhasil, maka akan timbul dorongan yang lebih kuat lagi dalam diri anak tersebut untuk berhasil dalam belajar.Contohnya jika seorang anak melihat nilai temanya lebih baik maka ia akan terdorong untuk mendapatkan nilai yang baik juga. Karena dengan adanya motivasi dari luar individu tersebut akan lebih terarah dalam kemampuan belajar dan kemampuan berpikirnya. Contohnya seorang guru dapat memberikan angka dalam hal ini penilaian afektif dan kognitifnya anak didik, lalu dengan memberikan pujian ketika si anak mendapatkan nilai yang baik, atau memberi hukuman yang sifatnya nmenarik kesenangan siswa, misalnya meghukum anak yang tidak membuat pr dengan menyuruhnya membuat pr pada jam istirahat, ini akan membuat si anak merasa jera dan termotivasi untuk membuat pr dirumah. Kemudian dengan memberikan anak ulangan dan memberikan hasilnya kembali maka akan membuat si anak mempunyai keinginan bersaing menjadi lebih baik dari teman-temannya. Guru pun dapat mengajarkan siswa dengan teknik yang bervariasi tidak dengan menjelaskan saja tetapi misalnya dengan membawa media yang menarik bagi proses belajar anak didikny, serta memberikan dorongan kepada anak-anak didik, dengan memberikan perhatian maksimal kepada peserta didik, dan membuat kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi agar dapat membantu kesulitan si anak dalam belajar, karena dengan berdiskusi mereka dapat memecahkan maslah bersama-sama.

2. Guru harus memandang tugas mereka untuk membantu siswa membentuk rekaman permanen terhadap informasi yang disajikan, artinya seorang guru harus memenuhi kebutuhan untuk memberi, misalnya memberi pengarahan serta pemahaman kepada siswa bahwa belajar adalah kebutuhan, dalam hal ini bagaimana caranya seorang guru dapat membuat siswa butuh akan belajar dan bagaimana caranya siswa menyukainya dengan menyimpan proses materi yang didapatkannya dikelas. Contohnya guru dapat memberikan contoh sederhana terlebih dahulu pada siswa seperti ketika kita sedang lapar maka kita harus makan untuk menghilangkan rasa lapar tersebut, artinya kita membutuhkan makanan untuk dapat bertahan hidup, sama hal nya dengan jika siswa ingin mendapatkan nilai yang baik dan sukses dalam belajar maka siswa tersebut harus belajar dengan giat. Misalnya dengan memberikan kembali hasil dari latihan soal, siswa dapat secara langsung membandingkan hasil pekerjaannya dengan siswa lain jika seorang siswa yang mendapatkan nilai lebih kecil dari temannya maka siswa tersebut akan merasa kecewa, disinilah tugas guru dalam memeberikan pemahaman tersebut bahwa jika ingin mendapatkan nialai yang baik maka harus belajar dengan giat. Memberikan materi dengan cara yang bervariasi jug dapat membantu proses rekaman memori siswa, misalnya dalam pelajaran IPA tentang sumber energi panas yaitu matahari, maka guru dapat mengajak siswa keluar kelas sebentar untuk berada dibawah terik matahari, tanpa harus menjelaskan panjang lebar, guru dapat bertanya kepada siswa apa yang membuatnya merasa panas, tentu siswa akan menjawab karena adanya matahari, kemudian guru dapat menjelaskan bahwa sumber energi panas adalah matahari. Artinya dalam proses pembelajaran guru tidak hanya menjelaskan, akan tetapi juga dengan memberikan pemahaman melalui contoh-contoh yang dapat dirasakan sendiri oleh siswa sehingga merangsang otak mereka untuk berpikir mandiri dan kritis.

3. Emosi berpengaruh besar pada kualitas dan kuantitas belajar. Seoran anak yang emosinya baik akan lebih cepat menerima pelajaran dari pada anak yang emosinya tidak baik. Pembelajaran yang berhasil harus dimulai dengan menciptakan emosi yang positif pada diri pelajar. Jika siswa mengalami emosi positif, mereka dapat menggunakan otaknya dalam hal ini neokorteks untuk tugas-tugas belajar. Untuk menciptakan emosi positif pada diri siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan mulai dari lingkungan fisik dan lingkungan psikologis, seperti penataan kelas, ruang kelas yang bersih dan tempat duduk yang ditata rapi, serta adanya pewangian akan membuat siswa nyaman dalam belajar. Jika sebaliknya didalam kelas yang kotor , dan bau tentu siswa akan merasa terganggu dalam belajar. Selain itu guru juga dapat menggunakan alat bantu dalam belajar dan menggunakan musik yang lembut dan mengalun untuk membuat ketenangan dalam belajar. Contohnya guru membawa bentuk bola, kubus, atau persegi panjang berwarna warni, agar siswa dapat lebih paham secara langsung megenai bentuk bola, persegi, dan persegi panjang serta mengetahui jumlah sisi-sisinya, serta mengetahui bentuk sudut-sudutnya. Bisa juga dengan memberikan latihan-latihan soal ditemani dengan lantunan musik yang lembut dan mengalun agar siswa dapat dengan tenang dan nyaman menjawab soal latihan tersebut.

4. Berpikir vertikal adalah berpikir selektif dalam arti hanya satu yang benar dan yang lain salah. Sedangkan berpikir lateral adalah berpikir generatif dan kreatif dalam artinya akan terdapat banyak jawaban dalam pikiran seseorang untuk suatu hal, karena belum tentu jawaban yang lain salah bahkan dapat menciptakan sesuatu hal yang baru dan bermanfaat serta memiliki nilai ekonomis. Keduanya sangat perlu untuk dikembangkan karena siswa dituntut harus kreatif dan selektif dalam belajar. Dalam hal ini guru dapat mengarahkan siswa untuk dapat mengolah pikiran mereka untu menciptakan sebuah kreativitas , contoh dalam belajar membuat prakarya guru dapat mengarahkan siswa untuk menggunakan sampah yang dapat didaur ulang,sehingga sampah tidak harus langsung dibuang, seperti botol bekas minuman yang dapat dibuat menjadi hiasan diatas meja danlain sebagainya. Guru juga harus mengarahkan siswa untuk memilih sampah_sampah yang dapat didaur ulang sehingga siswa tidak salah memilih sampah yang akan didaur ulang tersebut. Dapat juga dengan memberikan soal-soal yang menjelaskan apa yang biasanya mereka lakukan sepulang sekolah ketika berada dirumah, jawaban yang diingakan guru adalah belajar, namun siswa yang berpikr lateral akan menjawab tidur, makan, bermain, atau menonton televise. Maka dari itu penjelasan dari guru sangat dibutuhkan, dengan cara memberikan pengertian bahwa hal yang sebaiknya dilakukan dan jangan sampai dilewatkan oleh siswa dirumah setelah mereka pulang dari sekolah adalah belajar, sebelum belajar tentu mereka harus terlebih dahulu istirahat dan makan, hal ini dapat membantu mereka dalam berpikir kritis untuk menjawab pertanyaan dengan tepat.

 

Pengantar Pendidikan (Matrikulasi)

Diposting oleh Unknown di 18.16 0 komentar

SOAL MATRIKULASI
MATA KULIAH PENGANTAR PENDIDIKAN
DOSEN PENGUJI: Dr. Riswan Djainudin, M.Pd dan Dr. Edi Harapan, M.Pd.

Nama   : Andhina Fitrianita Putri
Kelas   : Reguler Pagi

Jawaban :
1. UUD 1945 Negara Republik Indonesia , Pasal 31 ayat 1: “ Bahwa setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan”.  Pasal 31 ayat 2 :” Bahwa setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Di dalam Undang-Undang

Definisi Filsafat, Ilmu dan Filsafat Ilmu

Diposting oleh Unknown di 18.11 0 komentar
Definisi Filsafat

1. Filsafat secara Etimologi
             Kata Filsafat dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Falsafah, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani yaitu Philosophia. Terdiri atas kata Philein yang berarti cinta (love) dan Sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom). Kata filsafat pertama kali digunakan oleh Pythagoras (582-496 SM). Pengertian filsafat itu diperjelas seperti yang banyak dipakai saat ini dan juga digunakan oleh Socrates (470-399 SM) dan para filsuf lainnya.

2. Filsafat secara Terminologi
       Plato mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapaipengetahuan tentang kebenaran yang asli.
      Aristoteles mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang didalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, politik dan estetika (filsafat keindahan).
       Immanuel Kant mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menjadi pangkal dari semua pengetahuan yang didalamnya tercakup masalah epistemology yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.
     N. Driyarkara mengatakan bahwa filsafat adalah perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebab ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan (reality) yang sedalam-dalamnya sampai ke mengapa yang penghabisan.
      Elvandari mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakikatnya.
      Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berasal dari buah pikiran yang mendalami sebuah fakta yang ada sampai pada akhirnya diperoleh jawaban yang benar.
    
Definisi Ilmu

1. M. Izuddin Taufiq menyatakan bahwa Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya.
2. Thomas Kuhn menyatakan bahwa ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, baik dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya.
3. Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag menyatakan bahwa ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.
4. NS. Asmadi. Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah).
5. DR. H. M. Gade menyatakan bahwa ilmu adalah falsafah, yaitu hasil pemikiran tentang batas-batas kemungkinan pengetahuan manusia.

       Dari definisi diatas dapat didimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang merupakan hasil dari proses ilmiah yang sistematik dan bersifat empiris.

Definisi Filsafat Ilmu

1. Robert Ackermann mengatakan bahwa filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu demikian bukan suatu cabang yang bebas dari praktek ilmiah senyatanya.

2. Peter Caws mengatakan bahwa filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia.

3.  Lewis White Beck mengatakan bahwa filsafat ilmu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan.

4. John Macmurray mengatakan bahwa filsafat ilmu terutama bersangkutan dengan pemeriksaan kritis terhadap pandangan-pandangan umum, prasangka-prasangka alamiah yang terkandung dalam asumsi-asumsi ilmu atau yang berasal dari keasyikan dengan ilmu.

5. Stephen R.Toulmin mengatakan bahwa filsafat ilmu partama-tama mencoba menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, praanggapan-praanggaan metafisis, dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologis praktis, dan metafisika.

       Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu adalah sebuah penilaian terhadap segala pandangan yang berdasarkan pada proses pemikiran ilmiah.

Dasar-Dasar Teori Pendidikan

Diposting oleh Unknown di 18.07 2 komentar

PENDAHULUAN
Latar Belakang
       Teori pendidikan merupakan landasan dalam pengembangan praktik-praktik pendidikan, misalnya pengembangan kurikulum, proses belajar mengajar dan manajemen sekolah. Suatu kurikulum dan rencana pembelajaran disusun dengan mengacu pada teori pendidikan (Kadir., dkk, 2012:141).
       Terdapat empat teori pendidikan yaitu teori pendidikan klasik, teori pendidikan personal, teknologi pendidikan, dan teori pendidikan interaksional yang didasari berbagai aliran filsafat klasik dan teori-teori belajar menurut para ahli. Dalam makalah ini akan dibahas tentang teori pendidikan berdasarkan aliran-aliran fisafat dan teori-teori belajar menurut para ahli.
 

Andhina Zubir Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea