UJIAN AKHIR MATRIKULASI
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
Mata Kuliah : Psikologi
Dosen :
Prof. Dr. H. Fuad Abd Rahman, M. Pd
Dr. Nyayu Khodijah, S. Ag, M. Si
Nama :
Andhina Fitrianita Putri
Kelas :
Reguler Pagi
1. Motivasi merupakan sebuah dorongan
dari dalam diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Walaupun
stimulusnya didapatkan baik di dalam maupun luar individu namun tetap saja
motivasi berasal dari dalam diri individu tersebut. Motivasi intrinsik
contohnya, seseorang tidak perlu lagi mendapat stimulus dari luar untuk
melakukan sesuatu karena didalam diri individu tersebut telah memiliki dorongan
sendiri. Namun motivasi intrinsik ini juga harus di perkuat dengan motivasi
ekstrinsik yaitu motivasi yang datang dari luar tubuh individu tersebut, agar
hasil belajar anak lebih baik lagi. Jika dorongan dari dalam sudah ada maka
bila anak mendapat dorongan dari luar seperti pengalaman, dan dorongan dari
gurunya atau melihat temannya yang alin lebih berhasil, maka akan timbul
dorongan yang lebih kuat lagi dalam diri anak tersebut untuk berhasil dalam
belajar.Contohnya jika seorang anak melihat nilai temanya lebih baik maka ia
akan terdorong untuk mendapatkan nilai yang baik juga. Karena dengan adanya
motivasi dari luar individu tersebut akan lebih terarah dalam kemampuan belajar
dan kemampuan berpikirnya. Contohnya seorang guru dapat memberikan angka dalam
hal ini penilaian afektif dan kognitifnya anak didik, lalu dengan memberikan
pujian ketika si anak mendapatkan nilai yang baik, atau memberi hukuman yang
sifatnya nmenarik kesenangan siswa, misalnya meghukum anak yang tidak membuat
pr dengan menyuruhnya membuat pr pada jam istirahat, ini akan membuat si anak
merasa jera dan termotivasi untuk membuat pr dirumah. Kemudian dengan
memberikan anak ulangan dan memberikan hasilnya kembali maka akan membuat si
anak mempunyai keinginan bersaing menjadi lebih baik dari teman-temannya. Guru
pun dapat mengajarkan siswa dengan teknik yang bervariasi tidak dengan
menjelaskan saja tetapi misalnya dengan membawa media yang menarik bagi proses
belajar anak didikny, serta memberikan dorongan kepada anak-anak didik, dengan
memberikan perhatian maksimal kepada peserta didik, dan membuat
kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi agar dapat membantu kesulitan si anak
dalam belajar, karena dengan berdiskusi mereka dapat memecahkan maslah
bersama-sama.
2. Guru harus memandang tugas mereka
untuk membantu siswa membentuk rekaman permanen terhadap informasi yang disajikan,
artinya seorang guru harus memenuhi kebutuhan untuk memberi, misalnya memberi
pengarahan serta pemahaman kepada siswa bahwa belajar adalah kebutuhan, dalam
hal ini bagaimana caranya seorang guru dapat membuat siswa butuh akan belajar
dan bagaimana caranya siswa menyukainya dengan menyimpan proses materi yang
didapatkannya dikelas. Contohnya guru dapat memberikan contoh sederhana
terlebih dahulu pada siswa seperti ketika kita sedang lapar maka kita harus
makan untuk menghilangkan rasa lapar tersebut, artinya kita membutuhkan makanan
untuk dapat bertahan hidup, sama hal nya dengan jika siswa ingin mendapatkan
nilai yang baik dan sukses dalam belajar maka siswa tersebut harus belajar
dengan giat. Misalnya dengan memberikan kembali hasil dari latihan soal, siswa
dapat secara langsung membandingkan hasil pekerjaannya dengan siswa lain jika
seorang siswa yang mendapatkan nilai lebih kecil dari temannya maka siswa
tersebut akan merasa kecewa, disinilah tugas guru dalam memeberikan pemahaman
tersebut bahwa jika ingin mendapatkan nialai yang baik maka harus belajar
dengan giat. Memberikan materi dengan cara yang bervariasi jug dapat membantu
proses rekaman memori siswa, misalnya dalam pelajaran IPA tentang sumber energi
panas yaitu matahari, maka guru dapat mengajak siswa keluar kelas sebentar
untuk berada dibawah terik matahari, tanpa harus menjelaskan panjang lebar,
guru dapat bertanya kepada siswa apa yang membuatnya merasa panas, tentu siswa
akan menjawab karena adanya matahari, kemudian guru dapat menjelaskan bahwa
sumber energi panas adalah matahari. Artinya dalam proses pembelajaran guru
tidak hanya menjelaskan, akan tetapi juga dengan memberikan pemahaman melalui
contoh-contoh yang dapat dirasakan sendiri oleh siswa sehingga merangsang otak
mereka untuk berpikir mandiri dan kritis.
3.
Emosi berpengaruh besar pada kualitas dan kuantitas belajar. Seoran anak yang
emosinya baik akan lebih cepat menerima pelajaran dari pada anak yang emosinya
tidak baik. Pembelajaran
yang berhasil harus dimulai dengan menciptakan emosi yang positif pada diri
pelajar. Jika siswa mengalami emosi positif, mereka dapat menggunakan otaknya
dalam hal ini neokorteks untuk tugas-tugas belajar. Untuk menciptakan emosi
positif pada diri siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya
adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan mulai dari lingkungan
fisik dan lingkungan psikologis, seperti penataan kelas, ruang kelas yang
bersih dan tempat duduk yang ditata rapi, serta adanya pewangian akan membuat
siswa nyaman dalam belajar. Jika sebaliknya didalam kelas yang kotor , dan bau
tentu siswa akan merasa terganggu dalam belajar. Selain itu guru juga dapat
menggunakan alat bantu dalam belajar dan menggunakan musik yang lembut dan
mengalun untuk membuat ketenangan dalam belajar. Contohnya guru membawa bentuk
bola, kubus, atau persegi panjang berwarna warni, agar siswa dapat lebih paham
secara langsung megenai bentuk bola, persegi, dan persegi panjang serta
mengetahui jumlah sisi-sisinya, serta mengetahui bentuk sudut-sudutnya. Bisa
juga dengan memberikan latihan-latihan soal ditemani dengan lantunan musik yang
lembut dan mengalun agar siswa dapat dengan tenang dan nyaman menjawab soal latihan
tersebut.
4. Berpikir vertikal adalah berpikir
selektif dalam arti hanya satu yang benar dan yang lain salah. Sedangkan berpikir lateral adalah berpikir
generatif dan kreatif dalam artinya akan terdapat banyak jawaban dalam pikiran
seseorang untuk suatu hal, karena belum tentu jawaban yang lain salah bahkan
dapat menciptakan sesuatu hal yang baru dan bermanfaat serta memiliki nilai
ekonomis. Keduanya sangat perlu untuk dikembangkan karena siswa dituntut harus
kreatif dan selektif dalam belajar. Dalam hal ini guru dapat mengarahkan siswa
untuk dapat mengolah pikiran mereka untu menciptakan sebuah kreativitas ,
contoh dalam belajar membuat prakarya guru dapat mengarahkan siswa untuk
menggunakan sampah yang dapat didaur ulang,sehingga sampah tidak harus langsung
dibuang, seperti botol bekas minuman yang dapat dibuat menjadi hiasan diatas meja
danlain sebagainya. Guru juga harus mengarahkan siswa untuk memilih
sampah_sampah yang dapat didaur ulang sehingga siswa tidak salah memilih sampah
yang akan didaur ulang tersebut. Dapat juga dengan memberikan soal-soal yang
menjelaskan apa yang biasanya mereka lakukan sepulang sekolah ketika berada
dirumah, jawaban yang diingakan guru adalah belajar, namun siswa yang berpikr
lateral akan menjawab tidur, makan, bermain, atau menonton televise. Maka dari
itu penjelasan dari guru sangat dibutuhkan, dengan cara memberikan pengertian
bahwa hal yang sebaiknya dilakukan dan jangan sampai dilewatkan oleh siswa
dirumah setelah mereka pulang dari sekolah adalah belajar, sebelum belajar
tentu mereka harus terlebih dahulu istirahat dan makan, hal ini dapat membantu
mereka dalam berpikir kritis untuk menjawab pertanyaan dengan tepat.