Senin, 18 November 2013

Psikologi (Ujian Akhir Matrikulasi Teknologi Pendidikan)

Diposting oleh Unknown di 18.18


UJIAN AKHIR MATRIKULASI
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Mata Kuliah    : Psikologi
Dosen              : Prof. Dr. H. Fuad Abd Rahman, M. Pd
                          Dr. Nyayu Khodijah, S. Ag, M. Si
Nama               : Andhina Fitrianita Putri
Kelas               : Reguler Pagi

1. Motivasi merupakan sebuah dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Walaupun stimulusnya didapatkan baik di dalam maupun luar individu namun tetap saja motivasi berasal dari dalam diri individu tersebut. Motivasi intrinsik contohnya, seseorang tidak perlu lagi mendapat stimulus dari luar untuk melakukan sesuatu karena didalam diri individu tersebut telah memiliki dorongan sendiri. Namun motivasi intrinsik ini juga harus di perkuat dengan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datang dari luar tubuh individu tersebut, agar hasil belajar anak lebih baik lagi. Jika dorongan dari dalam sudah ada maka bila anak mendapat dorongan dari luar seperti pengalaman, dan dorongan dari gurunya atau melihat temannya yang alin lebih berhasil, maka akan timbul dorongan yang lebih kuat lagi dalam diri anak tersebut untuk berhasil dalam belajar.Contohnya jika seorang anak melihat nilai temanya lebih baik maka ia akan terdorong untuk mendapatkan nilai yang baik juga. Karena dengan adanya motivasi dari luar individu tersebut akan lebih terarah dalam kemampuan belajar dan kemampuan berpikirnya. Contohnya seorang guru dapat memberikan angka dalam hal ini penilaian afektif dan kognitifnya anak didik, lalu dengan memberikan pujian ketika si anak mendapatkan nilai yang baik, atau memberi hukuman yang sifatnya nmenarik kesenangan siswa, misalnya meghukum anak yang tidak membuat pr dengan menyuruhnya membuat pr pada jam istirahat, ini akan membuat si anak merasa jera dan termotivasi untuk membuat pr dirumah. Kemudian dengan memberikan anak ulangan dan memberikan hasilnya kembali maka akan membuat si anak mempunyai keinginan bersaing menjadi lebih baik dari teman-temannya. Guru pun dapat mengajarkan siswa dengan teknik yang bervariasi tidak dengan menjelaskan saja tetapi misalnya dengan membawa media yang menarik bagi proses belajar anak didikny, serta memberikan dorongan kepada anak-anak didik, dengan memberikan perhatian maksimal kepada peserta didik, dan membuat kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi agar dapat membantu kesulitan si anak dalam belajar, karena dengan berdiskusi mereka dapat memecahkan maslah bersama-sama.

2. Guru harus memandang tugas mereka untuk membantu siswa membentuk rekaman permanen terhadap informasi yang disajikan, artinya seorang guru harus memenuhi kebutuhan untuk memberi, misalnya memberi pengarahan serta pemahaman kepada siswa bahwa belajar adalah kebutuhan, dalam hal ini bagaimana caranya seorang guru dapat membuat siswa butuh akan belajar dan bagaimana caranya siswa menyukainya dengan menyimpan proses materi yang didapatkannya dikelas. Contohnya guru dapat memberikan contoh sederhana terlebih dahulu pada siswa seperti ketika kita sedang lapar maka kita harus makan untuk menghilangkan rasa lapar tersebut, artinya kita membutuhkan makanan untuk dapat bertahan hidup, sama hal nya dengan jika siswa ingin mendapatkan nilai yang baik dan sukses dalam belajar maka siswa tersebut harus belajar dengan giat. Misalnya dengan memberikan kembali hasil dari latihan soal, siswa dapat secara langsung membandingkan hasil pekerjaannya dengan siswa lain jika seorang siswa yang mendapatkan nilai lebih kecil dari temannya maka siswa tersebut akan merasa kecewa, disinilah tugas guru dalam memeberikan pemahaman tersebut bahwa jika ingin mendapatkan nialai yang baik maka harus belajar dengan giat. Memberikan materi dengan cara yang bervariasi jug dapat membantu proses rekaman memori siswa, misalnya dalam pelajaran IPA tentang sumber energi panas yaitu matahari, maka guru dapat mengajak siswa keluar kelas sebentar untuk berada dibawah terik matahari, tanpa harus menjelaskan panjang lebar, guru dapat bertanya kepada siswa apa yang membuatnya merasa panas, tentu siswa akan menjawab karena adanya matahari, kemudian guru dapat menjelaskan bahwa sumber energi panas adalah matahari. Artinya dalam proses pembelajaran guru tidak hanya menjelaskan, akan tetapi juga dengan memberikan pemahaman melalui contoh-contoh yang dapat dirasakan sendiri oleh siswa sehingga merangsang otak mereka untuk berpikir mandiri dan kritis.

3. Emosi berpengaruh besar pada kualitas dan kuantitas belajar. Seoran anak yang emosinya baik akan lebih cepat menerima pelajaran dari pada anak yang emosinya tidak baik. Pembelajaran yang berhasil harus dimulai dengan menciptakan emosi yang positif pada diri pelajar. Jika siswa mengalami emosi positif, mereka dapat menggunakan otaknya dalam hal ini neokorteks untuk tugas-tugas belajar. Untuk menciptakan emosi positif pada diri siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan mulai dari lingkungan fisik dan lingkungan psikologis, seperti penataan kelas, ruang kelas yang bersih dan tempat duduk yang ditata rapi, serta adanya pewangian akan membuat siswa nyaman dalam belajar. Jika sebaliknya didalam kelas yang kotor , dan bau tentu siswa akan merasa terganggu dalam belajar. Selain itu guru juga dapat menggunakan alat bantu dalam belajar dan menggunakan musik yang lembut dan mengalun untuk membuat ketenangan dalam belajar. Contohnya guru membawa bentuk bola, kubus, atau persegi panjang berwarna warni, agar siswa dapat lebih paham secara langsung megenai bentuk bola, persegi, dan persegi panjang serta mengetahui jumlah sisi-sisinya, serta mengetahui bentuk sudut-sudutnya. Bisa juga dengan memberikan latihan-latihan soal ditemani dengan lantunan musik yang lembut dan mengalun agar siswa dapat dengan tenang dan nyaman menjawab soal latihan tersebut.

4. Berpikir vertikal adalah berpikir selektif dalam arti hanya satu yang benar dan yang lain salah. Sedangkan berpikir lateral adalah berpikir generatif dan kreatif dalam artinya akan terdapat banyak jawaban dalam pikiran seseorang untuk suatu hal, karena belum tentu jawaban yang lain salah bahkan dapat menciptakan sesuatu hal yang baru dan bermanfaat serta memiliki nilai ekonomis. Keduanya sangat perlu untuk dikembangkan karena siswa dituntut harus kreatif dan selektif dalam belajar. Dalam hal ini guru dapat mengarahkan siswa untuk dapat mengolah pikiran mereka untu menciptakan sebuah kreativitas , contoh dalam belajar membuat prakarya guru dapat mengarahkan siswa untuk menggunakan sampah yang dapat didaur ulang,sehingga sampah tidak harus langsung dibuang, seperti botol bekas minuman yang dapat dibuat menjadi hiasan diatas meja danlain sebagainya. Guru juga harus mengarahkan siswa untuk memilih sampah_sampah yang dapat didaur ulang sehingga siswa tidak salah memilih sampah yang akan didaur ulang tersebut. Dapat juga dengan memberikan soal-soal yang menjelaskan apa yang biasanya mereka lakukan sepulang sekolah ketika berada dirumah, jawaban yang diingakan guru adalah belajar, namun siswa yang berpikr lateral akan menjawab tidur, makan, bermain, atau menonton televise. Maka dari itu penjelasan dari guru sangat dibutuhkan, dengan cara memberikan pengertian bahwa hal yang sebaiknya dilakukan dan jangan sampai dilewatkan oleh siswa dirumah setelah mereka pulang dari sekolah adalah belajar, sebelum belajar tentu mereka harus terlebih dahulu istirahat dan makan, hal ini dapat membantu mereka dalam berpikir kritis untuk menjawab pertanyaan dengan tepat.

 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Andhina Zubir Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea